REMAJA JANGAN SALAH JALAN

AGAR REMAJA TAK SALAH JALAN

Xtine wibhowo

Ceramah di Remaja GKMI Sompok, 24 Oktober 2010

 

Bacaan: I Korintus 8:4-13

 

Kota Korintus adalah kota pelabuhan yang besar.

Di dalamnya ada banyak kuil pemujaan dewa-dewi.

Salah satu persembahan kepada dewa-dewi adalah daging.

Sebagian dari persembahan itu kemudian dijual di pasar-pasar. Orang yang membeli daging di pasar tidak dapat membedakan mana daging bekas persem-bahan berhala dan mana yang tidak. Maka timbullah persoalan di kalangan orang Kristen di kota Korintus.
Sebagian dari orang Kristen Korintus berpendapat seharusnya orang Kristen tidak makan daging yang dijual di pasar, karena daging bekas persembahan berhala itu dapat berpengaruh buruk terhadap imannya. Sebaliknya, sebagian lagi berpendapat tidak apa-apa makan daging bekas persembahan berhala karena tidak ada pengaruh atau khasiat di dalamnya. Kedua kelompok ini bersitegang, sehingga Paulus perlu menuliskan topik ini dalam suratnya.
Paulus menjelaskan bahwa pada prinsipnya makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Makan daging bekas persembahan berhala tidak memberi keuntungan; begitu juga tidak makan daging bekas persembahan berhala tidak merugikan. jadi mau makan silahkan, tidak pun tidak apa-apa.

Namun Paulus menyadari ada orang-orang yang mempunyai pemahaman yang berbeda-beda. Bisa jadi orang yang lemah ketika melihat ada saudara yang makan daging bekas persembahan berhala lalu ikut-ikutan, dengan pemahaman akan ada “berkah” dari makanan itu. Padahal saudara yang sedang makan daging bekas persembahan berhala itu merasa tidak ada pengaruh apa-apa dari makanan itu. Maka Paulus menasihatkan: dari pada menjadi batu sandungan bagi iman orang lain, sebaiknya tidak usah makan. Toh tidak makan juga tidak rugi apa-apa.
(Sumber : http://www.sahabatsurgawi.net/dremaja2009/derap_nov0509.html)

 

APLIKASI

Ada bebarapa hal yang perlu diperhatikan agar kalian tidak salah jalan, yaitu :

 

  1. Kemampuan Diri Sendiri  (IQ)

 

Saat akan memutuskan suatu pilihan, misalnya cita-cita atau penjurusan, perlu kalin menyadari mengenai kemampuan intelektual. Memang IQ bukan segalanya, namun tanpa kemampuan yang menonjol, kamu tidak dapat berhasil maksimal. Jangan ikut-ikutan teman dalam memilih sesuatu. Kamu lihat kan, banyak sarajana tidak mendapat pekerjaan? Salah satunya adalah karena mereka tidak memiliki kemampuan yang menonjol di bidangnya.

 

  1. Minat-Bakat

 

Jangan lupakan untuk memeriksa minat dan bakat kalian. Walau kalian mampu di suatu bidang, namun tanpa dibaregi minat dan bakat (kemampuan khsusus), maka kamu tidak akan bertahan dalam bidang tersebut. Sedikit saja menemui kesulitan, kamu akan mundur.

Contohnya saja, seorang yang pandai di bidang matematika. Namun karena ia tidak suka dengan matematika, maka ia cepat bosan dan langsung menyerah jika menemui kesulitan di bidang itu. Beda kalau ia ”jatuh cinta’ dengan bidang matematika. Maka ’hujan-badai’-pun akan ia terjang.

 

 

  1. Kondisi Keungan

 

Uang bukan segalanya. Tapi tanpa memahami kondisi keuangan, langkah kamu akan berhenti di tengah jalan. Sayang,bukan? Dalam memilih cita-cita, kamu harus memperhitungkan uang/dana yang kamu butuhkan. Kalau dana tidak mencukupi, kamu boleh berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya (cari bea siswa,dll), namun jika terasa sangat berat, maka ada baiknya kamu membelokkan arah.  Tidak perlu memaksakan kehendak. Toh masih banyak pilihan, bukan?

 

  1. Bisa Menghidupi

 

Periksa dan cari tahu tentang orang yang hidup di bidang yang akan kamu pilih. Bisakah kamu hidup begitu? Misalnya kamu ingin jadi seorang psikolog. Sebelum terjun ke bidang itu, kamu bisa mencoba mengamati kehidupan seorang psikolog. Kemudian renungkan, apakah kamu bisa hidup seperti dia?

 

  1. Restu Orangtua

 

Kamu jangan pernah lupakan restu dan dukungan keluarga (khususnya orangtua). Kepada merekalah kelak kamu akan kembali. Maka jangan remehkan restu orangtua. Jangan pernah kamu melakukan sesuatu tanpa ijin orangtua. Kamu akan menyesal di kelak kemudian hari, jika tidak mempedulikan orangtua.

 

  1. Batu Sandungan

 

Setelah aspek nomor 1-5 kamu pertimbangkan, kamu harus kembali renungkan pilihanmu tadi. Apakah pilihanmu akan jadi batu sandungan bagi orang lain untuk menerima YESUS? Seperti bacaan Alkitab yang tadi kita baca, kita harus melihat bagaimana masyarakat memandang pilihan kita. Misalnya saja, seorang pemudi yang akan bekerja di hotel yang mewajibkannya pulang malam. Secara kemampuan, minat-bakat, keuangan dan restu orang tua, sudah ia miliki. Ia juga merasa bisa hidup dengan penghasilannya sebagai pegawai hotel. Tapi apa kata orang-orang di sekililingnya? Memang ia tidak salah memilih profesi itu. Namun jika itu menjadi batu sandungan bagi sesama, maka sudah seharusnya ia mempertimbangkan hal tersebut.

 

Tidak hanya dalam pemilihan cita-cita saja, kalian harus mempertimbangkan semua hal di atas. Namun juga dalam segala aspek kehidupanmu, termasuk hobi dan penampilan.

 

Paulus pernah mengatakan bukan sekedar boleh atau tidak, tetapi berguna atau tidak bagi pertumbuhan rohani kita.

 

LEMBAR KERJA

 

  PENILAIAN DIRI SENDIRI

(IQ,BAKAT-MINAT,KEUANGAN, MANDIRI,RESTU ORANGTUA

BATU SANDUNGAN
CITA-CITA    

 

 

PENAMPILAN    

 

 

MUSIK    

 

 

INTERNET    

 

 

GAYA BAHASA    

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar